Minggu, 11 Mei 2014

11 SIFAT PENGAMAL ILMU HIKMAH


11 SIFAT PENGAMAL ILMU HIKMAH

Setidaknya ada sebelas sifat yang sebaiknya dimiliki oleh orang-orang yang sedang mendalami Ilmu Hikmah. Apabila Anda sedang mengamalkan Ilmu Hikmah, hendaklah berusaha untuk memiliki sifat-sifat tersebut demi kelancaran dalam menjalani amalan ilmu hikmah. Anda tidak harus menjadi manusia suci atau manusia yang sempurna, namun setidaknya kita berusaha untuk menjadi yang terbaik sesuai kemampuan kita masing-masing.

11 Sifat yang disarankan bagi pengamal ilmu hikmah yaitu:

1.}Tidak Mudah Bersumpah Atas Nama Allah
Hendaklah Anda tidak bersumpah dengan menggunakan nama Allah, kecuali dalam persidangan atau hal-hal yang sangat penting.

2.}Jangan mudah bersumpah dalam percakapan sehari-hari
hanya karena Anda ingin dipercaya. Dengan demikian, perkataan Anda akan lebih punya kekuatan bagi diri Anda dan bagi orang lain. Kekuatan kata-kata Anda akan bertambah, sanak saudara Anda akan menghormati, tetangga-tetangga Anda akan memuliakan, orang yang kenal dengan Anda akan segan dan semua orang Anda merasa gentar ketika Anda berbicara.

3.}Tidak Berbohong
Sebaiknya Anda menghindari bohong, baik berbohong yang sesungguhnya maupun hanya sekedar lelucon saja. Jika Anda telah membiasakan diri untuk berkata dengan benar, maka perkataan Anda akan mengandung hikmah dan berkah yang besar. Dan setiap ucapan Anda bisa menjadi doa yang makbul (mudah terkabul). Amalan Ilmu Hikmah tidak cocok untuk orang yang suka berbohong, kecuali bohong dalam kondisi darurat demi kebaikan.

4.}Menepati Janji
Apabila Anda sudah berjanji (mengatakan sesuatu pada seseorang), maka janganlah mengingkari janji itu. Jika Anda merasa tidak siap untuk menepati, lebih baik tidak berjanji. Sebab, pengingkaran janji itu termasuk ke dalam perbuatan bohong. Jika Anda tidak menepati janji, ucapan Anda akan berkurang berkahnya. Sehingga amalan dzikir dan doa-doa akan berkurang.

5.}Tidak Dendam Kepada Binatang
Bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia karena diberikan akal yang sempurna oleh Allah. Oleh karena itu, apabila Anda disakiti oleh binatang (misalnya dicakar kucing) hendaklah tidak mengutuk atau membalas menyakiti mereka. Kecuali dalam kondisi tertentu dimana itu ada binatang liar yang membahayakan banyak orang, maka Anda berhak membunuh / mengurung binatang itu atas alasan kebaikan, bukan karena dendam.

6.}Tidak Berdoa Agar Orang Lain Celaka
Membalas kezaliman orang lain adalah diperbolehkan dalam islam. Namun lebih mulai adalah orang berdoa yang baik ketika dizalimi oleh orang lain. Jika Anda ingin mendapatkan keberkahan Ilmu Hikmah yang sesungguhnya, hendaklah Anda tidak berdoa atau menggunakan Ilmu Hikmah untuk mencelakakan atau menyakiti orang lain. Meskipun secara hukum dunia kita boleh melawan kezaliman orang tersebut, namun niatnya bukanlah untuk balas dendam, melainkan agar dia jera dan sadar akan kesalahannya.

7.}Jangan Mudah Mengkafirkan Orang Lain
Suka mengaktifkan orang lain atau menganggap orang lain sesat adalah bentuk dari arogansi terhadap keyakinan sendiri. Orang seperti ini biasanya merasa paling benar atau paling suci. Sifat inilah yang penting untuk dihindari oleh semua pengamal Ilmu Hikmah. Orang yang mengamalkan Ilmu Hikmah hendaknya bersikap toleran atas semua perbedaan yang ada di dunia ini dan tidak boleh merasa paling benar keyakinannya.

8.}Menghindari Dosa-dosa Besar
Sebagai manusia biasa, tidak mungkin kita bisa terbebas dari dosa sepenuhnya. Namun apabila Anda ingin lancar dalam mempelajari Ilmu Hikmah, hindarilah melakukan dosa-dosa besar. Terutama dosa syirik atau menyekutukan Allah. Biasakan diri Anda untuk selalu bertakwa kepada Allah, menjalankan perintah dan menjauhi larangannya sesuai kadar kemampuan Anda. Dengan begitu, seluruh hidup Anda akan dilimpahi keberkahan

9}Jangan Membebani Seseorang
Jangan membebani orang lain demi kepentingan diri Anda sendiri. Jadilah orang yang mandiri atau jika bisa jadilah orang yang bisa meringankan beban orang lain. Apabila Anda punya prinsip untuk tidak membebani orang lain, maka masalah seberat apapun yang Anda tanggung sekarang akan diselesaikan oleh Allah. Bukan hanya itu, jalan hidup Anda akan penuh dengan kemudahan, serta keberadaan Anda di dunia menjadi berkah bagi banyak orang.

10.}Tidak Berharap Belas Kasihan Manusia
Ketika Anda ditimpa kesusahan, janganlah meminta belas-kasihan manusia dan jangan mengharapkan pertolongan manusia. Sandarkan diri Anda hanya kepada Allah, maka Allah akan menggerakkan hati orang-orang untuk membantu Anda. Ini adalah yang disebut Tawakal. Ketika pengamal Ilmu Hikmah bisa bertawakal hanya kepada Allah, maka Allah-lah yang akan “turun tangan” menyelesaikan segala urusannya di dunia.

11.} Tidak Menyombongkan Diri
Hindarilah sikap sombong atau merasa hebat, karena sifat sombong berlawanan dengan Tawakal. Dan sifat sombong akan menutup pintu rahmat Allah. Hendaknya para pengamal Ilmu Hikmah bersifat rendah hati, yaitu tidak merasa bangga atas ilmu yang dititipkan padanya, tidak merasa hebat ketika bisa membantu orang lain, dan tetap menghormati orang lain meskipun dirinya punya kelebihan yang tidak dimiliki orang lain. Di dalam kerendahan hati itu, Anda hendaknya hanya melihat kelebihan orang lain dan Anda berkata, “Barangkali, menurut pandangan Allah, orang itu lebih baik dan lebih kedudukannya daripada aku”.
Banyak Bersyukur. Para pengamal ilmu hikmah hendaknya banyak bersyukur atas karunia yang Allah berikan. Cara untuk bersyukur adalah dengan memperhatikan hal-hal positif atau hikmah dari segala sesuatu. Apapun hasil yang didapat dari usahanya, hendaknya disyukuri dengan penuh kesadaran. Pengamal ilmu hikmah hendaknya menghindari sifat keluh-kesah atau suka membicarakan kesusahan dirinya. Hanya dengan bersyukur hati Anda akan lapang dan Allah akan menambahkan berkah bagi orang-orang yang bersyukur.

Insya Allah, apabila Anda memiliki 11 sifat tersebut, perjalanan Anda dalam mempelajari Ilmu Hikmah akan lancar. Sehingga cita-cita Anda, baik yang berhubungan dengan masalah duniawi maupun masalah akhirat bisa Anda capai dengan keredaan Allah.






ILMU HIKMAH

Pengertian Ilmu Hikmah
Ilmu Hikmah adalah suatu amalan spiritual yang berupa ayat Alqur’an, doa-doa tertentu, hizib atau mantra-mantra suci yang berbahasa Arab dan diimbangi dengan laku batin untuk mendekatkan diri kepada Allah dan membersihkan jiwa dari berbagai penyakit hati. Yang disebut mantra suci adalah mantra yang isi kandungannya tidak melanggar syariat islam. Ilmu Hikmah bisa dipelajari dengan amalan berupa dzikir, tabarruk, menyendiri, membersihkan hati, bersikap bijaksana atau riyadhoh tertentu sesuai ajaran para guru/ ulama.

Ilmu Hikmah banyak sekali manfaatnya, mencakup segala urusan dunia dan akhirat. Ilmu Hikmah bisa untuk menyelesaikan berbagai macam masalah kehidupan, membantu kita kuat dalam mengarungi kehidupan yang penuh cobaan, merupakan sarana memohon perlindungan kepada Allah, mempermudah jalan usaha/rezeki kita, memperbaiki perilaku atau akhlak diri kita, mengubah perilaku buruk menjadi baik, menerangi hati yang gelap menjadi terang-benderang, memberi kegembiraan bagi yang sedih, memberi kekuatan bagi yang merasa lemah, membuat kita semakin dekat dengan Allah SWT dan bisa juga sebagai sarana amal ibadah untuk mendapatkan ridho Allah.

Ilmu Hikmah berbeda dengan ilmu kesaktian para pendekar yang bisa dipamerkan atau disombongkan. Justru pantangan utama dalam mempelajari ilmu hikmah adalah kesombongan atau merasa punya kehebatan. Kunci dalam ilmu hikmah adalah memohon pertolongan dan rahmat dari Allah agar dalam menjalani hidup di dunia ini, kita diberi keselamatan, kelancaran, kesuksesan, kemudahan, kebahagiaan dan segala hal baik yang kita butuhkan. Juga agar perjalan kita di akhirat nanti diberi kelancaran hingga kita bisa bertemu Allah Yang Maha Besar.

Oleh karena itu, inti dari Ilmu Hikmah sebenarnya adalah mendekatkan diri dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah. Hingga kita sama sekali tidak merasa punya kehebatan. Karena tiada daya dan upaya yang mampu hamba lakukan kecuali karena adanya Allah semata.

Menurut kamus bahasa Arab, al-Hikmah mempunyai banyak arti. Diantaranya, kebijaksanaan, pendapat atau pikiran yang bagus, pengetahuan, filsafat, kenabian, keadilan, peribahasa (kata-kata bijak), dan al-Qur'anul karim. (Kamus al-Munawir: 287).

Sedangka Imam al-Jurjani dalam kitabnya memberikan makna al-Hikmah secara bahasa artinya ilmu yang disertai amal (perbuatan). Orang yang ahli ilmu Hikmah disebut al-Hakim, bentuk jamaknya (plural) adalah al-Hukama'. Yaitu orang yang mengamalkan ilmunya di jalan yang benar.

Al-Hikmah juga bermakna kumpulan keutamaan dan kemuliaan yang mampu membuat pemiliknya menempatkan sesuatu pada tempatnya (proporsional). Al-Hikmah juga merupakan ungkapan dari perbuatan seseorang yang dilakukan pada waktu yang tepat dan dengan cara yang tepat pula. (Al-Qur'an, Tafsir wa Bayan; 412).
Dan dalam kosa kata bahasa Indonesia, kata Hikmah mempunyai tiga arti. Pertama, hikmah diartikan kebijaksanaan dari Allah. Kedua, hikmah diartikan sebagai sakti atau kesaktian (kekuatan ghaib). Ketiga hikmah diartikan sebagai manfaat dari sesuatu.

Para ulama' tafsir rahimahumullah juga mempunyai definisi masing masing tentang Ilmu Hikmah. Yang  mana antar pendapat tersebut saling berkaitan dan melengkapi satu sama lain. Imam Mujahid mengartikan al-Hikmah adalah "Benar dalam perkataan dan perbuatan".

lbnu Zaid memaknai Ilmu Hikmah adalah cendekia dalam memahami agama. Malik bin Anas mengartikan Ilmu Hikmah adalah pengetahuan dari pemahaman yang dalam terhadap agama Allah, lalu mengikuti ajarannya."

Ibnul Qasim mengatakan, Ilmu Hikmah adalah memahami ajaran agama Allah lalu mengikutinya dan mengamalkannya." Imam Ibrahim an-Nakho'i mengartikan Ilmu Hikmah adalah memahami apa yang dikandung Al-Qur’an."

lmam as-Suddiy mengartikan al-Hikmah dengan an-Nubuwwah (hal-hal yang berkaitan dengan kenbian). Ar-rabi' bin Anas berkata mendefinisikan Hikmah sebagai rasa takut kepada Allah. Sedangkan Hasan al-Bashri memakna hikmah sebagai "Sifat wara' atau hati-hati dalam masalah halal dan haram.

Imam at-Thabari rahimahullah menambahkan, “Menurut kami, makna Ilmu Hikmah yang tepat adalah ilmu tentang hukum-hukum Allah yang tidak bisa dipahaminya kecuali melalui penjelasan Rasulullah. Dengan begitu al-Hikmah disini berasal dari kata al-Hukmu yang bermakna penjelasan antara yang haq dan yang bathil. Seperti kalimat al-Jilsah berasal dari kata al-Julus. Kalau dikatakan bahwa si Fulan itu orang yang Hakim, berarti dia itu orang yang benar dalam perkataan dan perbuatan." (Kitab Tafsir at-Thaban: 1/ 557).

Dari berbagai definis Ilmu Hikmah yang disampaikan oleh ulama-ulama besar di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa Ilmu Hikmah bukanlah sekedar bacaan dzikir yang dibaca rutin setiap hari. Ilmu Hikmah mencakup segala perbuatan kita, baik perbuatan kita kepada diri kita, kepada sesama, kepada alam dan bakti kita kepada Allah. Jelas sudah bahwa, orang yang mengamalkan Ilmu Hikmah hendaknya berusaha berperilaku bijaksana dalam segala hal. Dengan demikian Allah memberkahi segala amal perbuatan kita.  


Ilmu hikmah bukanlah ilmu sihir yang melibatkan bantuan jin atau syetan. Sehingga bisa dipamerkan di tempat-tempat keramaian, dijadikan sebagai bahan pertunjukan, dipelajari dalam waktu sekejap, dimiliki dengan ritual-ritual khusus, atau diperjual-belikan dengan harga tertentu.

Ilmu Hikmah adalah ilmu spiritual islam yang membimbing kita mengenal ajaran-ajaran Allah dan sunnah Rasul-Nya, sehingga kita bisa mengetahui mana yang halal dan mana yang haram, mana yang diperintahkan dan  mana yang dilarang. Dengan ilmu hikmah seperti itulah, kita akan menjadi orang yang benar dalam perkataan dan perbuatan. Itulah sejatinya ilmu Hikmah.

Apabila kita memperhatikan definisi ilmu Hikmah yang disampaikan oleh para ulama' di atas, maka kita bisa menyimpulkan bahwa ilmu Hikmah itu ada sumbernya, yaitu al-Qur'an dan a-Hadits. Keduanya merupakan referensi ilmu Hikmah yang sebenarnya. Apabila ada kitab-kitab lain yang mengajarkan ilmu hikmah, tapi ternyata bertentangan atau menyimpang dari al-Qur'an dan al-Hadits, berarti itu adalah ilmu Hikmah palsu atau gadungan.

Setiap orang islam boleh mempelajari sumber ilmu Hikmah, yaitu dengan mengkaji al-Qur'an dan as-Sunnah. Hanya saja daya serap otak kita, tingkat pemahaman kita, serta kemampuan kita untuk mengamalkan isi kandungannya, akan berbeda satu sama lainnya. Kitab al-Qur'an dan al-Hadits yang kita pelajari, boleh sama. Tapi daya tangkap kita, dan akurasi pemahaman makna terhadap teks yang tertulis akan berbeda satu sama lain. Begitu juga kemampuan dalam mempraktikkan ilmu yang telah diketahui. Tidak semua orang yang membaca al-Qur'an dan al-Hadits, serta-merta memahami maknanya. Dari sekian orang yang paham maknanya, ternyata tidak semua mampu mempraktekkannya dalam perkataan dan perbuatannya.

Oleh karena keterbatasan kita dalam memahami kandungan dari Al-Qur’an dan Hadis, maka para ulama atau para wali telah membuat panduan-panduan Ilmu Hikmah yang praktis yang bisa dilakukan oleh masyarakat awam yang belum punya kesempatan untuk mempelajari kandungan Al-Qur’an dan Hadis secara mendalam. Karena sesungguhnya dalam Al-Qur’an terkandung banyak sekali rahasia yang hanya bisa dipahami oleh orang-orang yang dibukakan hatinya oleh Allah.

Kemampuan memahami secara mendalam terhadap al-Qur'an dan as-Sunnah itulah anugerah yang besar dari Allah yang tidak bisa dimiliki oleh setiap orang, begitu juga kemudahan dalam mengamalkannya. Apabila kita dianugerahi oleh Allah kemudahan dalam memahami agama ini dari sumbernya, dan kemampuan untuk mempraktikkannya dalam kehidupan, serta mengajarkannya kepada yang lain, berarti kita termasuk hamba yang diberi ilmu Hikmah. Dan itulah anugerah Allah termahal dan terindah, sebagaimana dijelaskan dalam surat al-Baqarah ayat 269. Sehingga dengan ilmu itu perkataan dan perbuatan kita benar, sesuai dengan syari'at Islam.

Simaklah perkataan Imam Nawawi rahimahullah  saat dia menjelaskan tentang iimu Hikmah yang sebenarnya. Imam an Nawawi berkata, "Ilmu al-Hikmah adalah ilmu yang berkaitan dengan hukum-hukum agama yang lengkap untuk mengenal Allah yang diiringi dengan tajamnya pikiran dan lembutnya jiwa serta mulianya akhlak. Merealisasikan kebenaran dan mengamalkannya, berpaling dari hawa nafsu dan kebathilan." (Kitab Faidhu Qadir: 3/ 416).

Sedangkan al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani rahimahullah menyimpulkan bahwa makna al-Hikmah yang tepat adalah pemahaman yang mendalam terhadap kandungan kitab al-Qur'an. Iman dan hikmah biasanya  berdampingan, walaupun kadang terdapat juga hikmah yang tidak bersandingan dengan iman." (Kitab Fathul Bari: 7/ 205).

Itulah wujud dari kemuliaan sejati, karena kita bisa menjadi hamba yang taat, dengan kemampuan kita untuk mengetahui perintah-perintah-Nya lalu mentaatinya. Dan mengetahui larangan-larangan-Nya lalu menjauhinya. ltulah sifat hamba yang bertakwa dan berhak menjadi orang yang paling mulia. “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah yang paling bertakwa." Begitulah Allah menjelaskan standar kemuliaan sejati dalam surat al-Hujurat ayat 13.

Dalam al-Qur'an disebutkan, “Allah menganugrahkan al-Hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugrahi al-Hikmah itu, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran.” (QS. Al-Baqarah: 269).

Demikian adalah penjelasan Ilmu Hikmah menurut pemahaman kami yang terbatas. Semoga penjelasan tentang Ilmu Hikmah ini bisa memberi wawasan kepada Anda untuk lebih memahami Ilmu Hikmah yang sesungguhnya. Bagi kami, tidak masalah apabila ada orang lain yang punya pemahaman berbeda terhadap arti Ilmu Hikmah, karena bagi kami perbedaan itu sendiri adalah wajar dan harus disikapi dengan penuh hikmah (kebaikan dan kebijaksanaan).

Ilmu Hikmah adalah ilmu yang disertai amal perbuatan nyata sehingga kita menjadi manusia yang bijaksana dalam bertindak, lebih dekat dengan Allah dan mendapatkan keberkahan dalam usaha mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Tujuan belajar ilmu hikmah bukanlah untuk menjadi sakti atau menjadi hebat, tetapi untuk mendekatkan diri kepada Allah sehingga Allah memberikan kemudahan kepada kita.