Jumat, 24 Juli 2015

TENTANG ALAM MISTAL



Alam Imaginal (mitsal) atau disebut juga alam malakut, adalah alam yang berada antara alam makna (alam spiritual) dan alam dunia (alam materi/muluk). Karakter utama alam mitsal (imaginal) adalah bahwa di alam ini yang murni spiritual dimaterikan, sedangkan yang material dispiritualkan. Misalnya, kalam Allah, yang awalnya murni spiritual, dimaterikan di alam mitsal ini sehingga sudah mengambil bentuk yang bisa dilihat sebagai lambang-lambang--berupa huruf-huruf atau suara-suara --yang bagi penerimanya (dalam hal ini Nabi-nabi) lambang-lambang ini dapat dipahami dengan jelas dan terang, sehingga tidak ada keraguan sedikitpun dalam hati mereka. Demikian juga malaikat Jibril as., yang sejatinya adalah makhluk murni ruhani, dapat dilihat oleh para Nabi, misalnya, dalam bentuk manusia atau bentuk-bentuk lainnya, yang bisa dipersepsi oleh mereka, bukan sebagai makhluk fisik tetapi dalam bentuk majinal, kira-kira seperti bentuk-bentuk yang muncul dalam mimpi-mimpi kita. Atau dalam pengalaman sehari-hari, seperti bentuk bayangan atau refleksi diri kita dalam cermin. Contoh lain adalah ungkapan yang menyatakan bahwa hasil perbuatan kita (amal) di dunia ini akan nampak di alam barzakh dalam bentuk seorang yang berparas menyenangkan atau menakutkan tergantung pada kualitas perbuatan kita.

Alam Mitsal merupakan alam perantra antara alam ruhani dan alam jasmani, yang tanpanya makhluk jasmani seperti manusia ini tidak mungkin berkomunikasi dengan makhluk spiritual seperti malaikat atau jin, dan barangkali juga Tuhan. Di alam mitsal ini, jiwa-jiwa yang sucilah yang dapat diizinkan masuk, sedangkan jiwa yang masih kotor dengan perkara duniawi dan terbelenggu oleh ikatan-ikatan dunia tidak akan diizinkan masuk. Ini artinya bisa dicapai ketika manusia berhasil melakukan pembersihan jiwa (tazkiyat al-nafs), yang pada intinya adalah pengspiritualan manusia, karena alam mitsal diperuntukkan hanya bagi jiwa-jiwa yang telah bersih, atau dispiritualkan, dari debu-debu dunia, bukan untuk jiwa-jiwa yang masih kotor, terlebih lagi bukan untuk jasad manusia, karena makhluk atau entitas jasmani tidak bisa masuk ke alam mitsal ini.

Bagaimana proses diterimanya jiwa-jiwa yang suci di alam imajinal, bisa dilihat dari apa yang ditulis Ibn 'Arabi dalam bukunya al-Futuhat al-Makkiyyah. Dikisahkan oleh ibn 'Arabi bahwa orang-orang yang telah berhasil memasuki alam imajinal ini, mereka akan disambut di sebuah gerbang oleh makhluk yang ditugaskan Allah untuk membimbing dan melayani mereka. Ia mempersembahkan kepada mereka sebuah jubah kebesaran sesuai dengan tingkat kesucian mereka. Mereka diajaknya berkeliling di sana. Yang menakjubkan adalah ternyata mereka bisa melakukan dialog bukan hanya dengan manusia tetapi juga dengan batu-batuan, tumbuhan, hewan dan sebagainya. Begitu juga dikatakan bahwa mereka bisa berkomunikasi dan mengerti bahasa apa saja yang digunakan oleh manusia yang berbeda-beda. Demikian Ibn 'Arabi pernah berceritera tentang kondisi alam mitsal dan kemampuan orang-orang yang diterima di sana dalam berkomunikasi.


Dengan apakah mereka melakukan dialog seperti itu? Dialog seperti itu tentu tidak dilakukan dengan lisan lahiriah tetapi dengan lisan "batiniah." Demikian juga kita tidak melihat makhluk-makhluk tersebut dengan mata lahiriah kita, tetapi dengan mata batiniah kita. Sesungguhnya sebagian besar kita juga telah mengalami, dalam tingkatanya yang rendah, dialog atau persepsi batin seperti ini. Dalam mimpi, misalnya, ketika mata lahiriah kita tertutup rapat, kita toh masih bisa melihat objek-objek yang muncul dalam mimpi kita. Dengan mata manakah kita bisa melihat objek-objek tersebut ketika mata kita tertutup rapat? Jawabnya, tentu dengan mata batin. Bahkan, dalam mimpi tersebut, selain bisa melihat orang-orang yang masih hidup, kita juga bisa melihat dan bahkan bertemu dengan orang-orang yang sudah meninggal. Dengan mereka kita bisa saling pandang bahkan juga berdialog. Dengan apa kita melakukan dialog dengan mereka ketika mulut kita tertutup? Tentu bukan dengan lisan yang kita gunakan sehari-hari. Bukankah Allah menunjukkkan dalam salah satu ayat al-Qur'an bahwa pada hari kebangkitan bukan lisan kita yang berbicara tetapi tangan, kaki dan seluruh anggota tubuh kita yang lainnya. Ini adalah isyarat bahwa selain lisan ada alat yang bisa kita gunakan untuk berdialog pada tataran dunia yang lebih tinggi.

Ada salah seorang mahasiswa yang yang berceritera bahwa ia bisa berdialog dengan jin. Ketika saya tanya apakah, ketika ia berdialog dengan jin, jin tersebut membuka mulutnya dan mengeluarkan suara yang bisa terdengar oleh telinga lahiriah kita? Dia mengatakan bahwa ia tidak mendengar seperti biasanya kita mendengar dari mulut seseorang, karena jin tersebut tidak menggunakan bahasa lisan. Meskipun begitu ia bisa mengerti apa yang diutarakan oleh jin tersebut, dan sebaliknya. Dari apa yang telah dijabarkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa di alam mitsal kita tidak berdialog melalui indera lahiriah, tetapi melalui indera batiniah. Karena, menurut para pemikir Muslim, kita memang memiliki bukan hanya indera lahir, tetapi juga indera batin, dengan keunikannya masing-masing.

Alam mitsal ini, menurut para ahli, masih bisa dibagi lagi menjadi dua: bagian atas yang lebih mencerminkan dunia spiritual, yang disimbolkan dengan istilah "jabalqa" dan bagian bawah, yang lebih mencerminkan dunia material/jasmani, yang disimbolkan dengan istilah "jabalsha." Bagian atas alam mitsal ini merupakan tempat bagi makhluk-makhluk spiritual, seperti malaikat, arwah orang-orang suci dan para wali, untuk memanifestasikan dirinya kepada orang-orang yang diperkenankan masuk ke alam ini. Sedangkan bagian bawahnya adalah tempat tinggalnya makhluk-makhluk halus lainnya, seperti jin, juga barangkali yang kita sebut tuyul, dedemit, gandoruwo dan sebagainya, yang bisa berdialog dengan sorang-orang tertentu yang mempunyai kemampuan untuk itu.

Minggu, 11 Mei 2014

11 SIFAT PENGAMAL ILMU HIKMAH


11 SIFAT PENGAMAL ILMU HIKMAH

Setidaknya ada sebelas sifat yang sebaiknya dimiliki oleh orang-orang yang sedang mendalami Ilmu Hikmah. Apabila Anda sedang mengamalkan Ilmu Hikmah, hendaklah berusaha untuk memiliki sifat-sifat tersebut demi kelancaran dalam menjalani amalan ilmu hikmah. Anda tidak harus menjadi manusia suci atau manusia yang sempurna, namun setidaknya kita berusaha untuk menjadi yang terbaik sesuai kemampuan kita masing-masing.

11 Sifat yang disarankan bagi pengamal ilmu hikmah yaitu:

1.}Tidak Mudah Bersumpah Atas Nama Allah
Hendaklah Anda tidak bersumpah dengan menggunakan nama Allah, kecuali dalam persidangan atau hal-hal yang sangat penting.

2.}Jangan mudah bersumpah dalam percakapan sehari-hari
hanya karena Anda ingin dipercaya. Dengan demikian, perkataan Anda akan lebih punya kekuatan bagi diri Anda dan bagi orang lain. Kekuatan kata-kata Anda akan bertambah, sanak saudara Anda akan menghormati, tetangga-tetangga Anda akan memuliakan, orang yang kenal dengan Anda akan segan dan semua orang Anda merasa gentar ketika Anda berbicara.

3.}Tidak Berbohong
Sebaiknya Anda menghindari bohong, baik berbohong yang sesungguhnya maupun hanya sekedar lelucon saja. Jika Anda telah membiasakan diri untuk berkata dengan benar, maka perkataan Anda akan mengandung hikmah dan berkah yang besar. Dan setiap ucapan Anda bisa menjadi doa yang makbul (mudah terkabul). Amalan Ilmu Hikmah tidak cocok untuk orang yang suka berbohong, kecuali bohong dalam kondisi darurat demi kebaikan.

4.}Menepati Janji
Apabila Anda sudah berjanji (mengatakan sesuatu pada seseorang), maka janganlah mengingkari janji itu. Jika Anda merasa tidak siap untuk menepati, lebih baik tidak berjanji. Sebab, pengingkaran janji itu termasuk ke dalam perbuatan bohong. Jika Anda tidak menepati janji, ucapan Anda akan berkurang berkahnya. Sehingga amalan dzikir dan doa-doa akan berkurang.

5.}Tidak Dendam Kepada Binatang
Bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia karena diberikan akal yang sempurna oleh Allah. Oleh karena itu, apabila Anda disakiti oleh binatang (misalnya dicakar kucing) hendaklah tidak mengutuk atau membalas menyakiti mereka. Kecuali dalam kondisi tertentu dimana itu ada binatang liar yang membahayakan banyak orang, maka Anda berhak membunuh / mengurung binatang itu atas alasan kebaikan, bukan karena dendam.

6.}Tidak Berdoa Agar Orang Lain Celaka
Membalas kezaliman orang lain adalah diperbolehkan dalam islam. Namun lebih mulai adalah orang berdoa yang baik ketika dizalimi oleh orang lain. Jika Anda ingin mendapatkan keberkahan Ilmu Hikmah yang sesungguhnya, hendaklah Anda tidak berdoa atau menggunakan Ilmu Hikmah untuk mencelakakan atau menyakiti orang lain. Meskipun secara hukum dunia kita boleh melawan kezaliman orang tersebut, namun niatnya bukanlah untuk balas dendam, melainkan agar dia jera dan sadar akan kesalahannya.

7.}Jangan Mudah Mengkafirkan Orang Lain
Suka mengaktifkan orang lain atau menganggap orang lain sesat adalah bentuk dari arogansi terhadap keyakinan sendiri. Orang seperti ini biasanya merasa paling benar atau paling suci. Sifat inilah yang penting untuk dihindari oleh semua pengamal Ilmu Hikmah. Orang yang mengamalkan Ilmu Hikmah hendaknya bersikap toleran atas semua perbedaan yang ada di dunia ini dan tidak boleh merasa paling benar keyakinannya.

8.}Menghindari Dosa-dosa Besar
Sebagai manusia biasa, tidak mungkin kita bisa terbebas dari dosa sepenuhnya. Namun apabila Anda ingin lancar dalam mempelajari Ilmu Hikmah, hindarilah melakukan dosa-dosa besar. Terutama dosa syirik atau menyekutukan Allah. Biasakan diri Anda untuk selalu bertakwa kepada Allah, menjalankan perintah dan menjauhi larangannya sesuai kadar kemampuan Anda. Dengan begitu, seluruh hidup Anda akan dilimpahi keberkahan

9}Jangan Membebani Seseorang
Jangan membebani orang lain demi kepentingan diri Anda sendiri. Jadilah orang yang mandiri atau jika bisa jadilah orang yang bisa meringankan beban orang lain. Apabila Anda punya prinsip untuk tidak membebani orang lain, maka masalah seberat apapun yang Anda tanggung sekarang akan diselesaikan oleh Allah. Bukan hanya itu, jalan hidup Anda akan penuh dengan kemudahan, serta keberadaan Anda di dunia menjadi berkah bagi banyak orang.

10.}Tidak Berharap Belas Kasihan Manusia
Ketika Anda ditimpa kesusahan, janganlah meminta belas-kasihan manusia dan jangan mengharapkan pertolongan manusia. Sandarkan diri Anda hanya kepada Allah, maka Allah akan menggerakkan hati orang-orang untuk membantu Anda. Ini adalah yang disebut Tawakal. Ketika pengamal Ilmu Hikmah bisa bertawakal hanya kepada Allah, maka Allah-lah yang akan “turun tangan” menyelesaikan segala urusannya di dunia.

11.} Tidak Menyombongkan Diri
Hindarilah sikap sombong atau merasa hebat, karena sifat sombong berlawanan dengan Tawakal. Dan sifat sombong akan menutup pintu rahmat Allah. Hendaknya para pengamal Ilmu Hikmah bersifat rendah hati, yaitu tidak merasa bangga atas ilmu yang dititipkan padanya, tidak merasa hebat ketika bisa membantu orang lain, dan tetap menghormati orang lain meskipun dirinya punya kelebihan yang tidak dimiliki orang lain. Di dalam kerendahan hati itu, Anda hendaknya hanya melihat kelebihan orang lain dan Anda berkata, “Barangkali, menurut pandangan Allah, orang itu lebih baik dan lebih kedudukannya daripada aku”.
Banyak Bersyukur. Para pengamal ilmu hikmah hendaknya banyak bersyukur atas karunia yang Allah berikan. Cara untuk bersyukur adalah dengan memperhatikan hal-hal positif atau hikmah dari segala sesuatu. Apapun hasil yang didapat dari usahanya, hendaknya disyukuri dengan penuh kesadaran. Pengamal ilmu hikmah hendaknya menghindari sifat keluh-kesah atau suka membicarakan kesusahan dirinya. Hanya dengan bersyukur hati Anda akan lapang dan Allah akan menambahkan berkah bagi orang-orang yang bersyukur.

Insya Allah, apabila Anda memiliki 11 sifat tersebut, perjalanan Anda dalam mempelajari Ilmu Hikmah akan lancar. Sehingga cita-cita Anda, baik yang berhubungan dengan masalah duniawi maupun masalah akhirat bisa Anda capai dengan keredaan Allah.






ILMU HIKMAH

Pengertian Ilmu Hikmah
Ilmu Hikmah adalah suatu amalan spiritual yang berupa ayat Alqur’an, doa-doa tertentu, hizib atau mantra-mantra suci yang berbahasa Arab dan diimbangi dengan laku batin untuk mendekatkan diri kepada Allah dan membersihkan jiwa dari berbagai penyakit hati. Yang disebut mantra suci adalah mantra yang isi kandungannya tidak melanggar syariat islam. Ilmu Hikmah bisa dipelajari dengan amalan berupa dzikir, tabarruk, menyendiri, membersihkan hati, bersikap bijaksana atau riyadhoh tertentu sesuai ajaran para guru/ ulama.

Ilmu Hikmah banyak sekali manfaatnya, mencakup segala urusan dunia dan akhirat. Ilmu Hikmah bisa untuk menyelesaikan berbagai macam masalah kehidupan, membantu kita kuat dalam mengarungi kehidupan yang penuh cobaan, merupakan sarana memohon perlindungan kepada Allah, mempermudah jalan usaha/rezeki kita, memperbaiki perilaku atau akhlak diri kita, mengubah perilaku buruk menjadi baik, menerangi hati yang gelap menjadi terang-benderang, memberi kegembiraan bagi yang sedih, memberi kekuatan bagi yang merasa lemah, membuat kita semakin dekat dengan Allah SWT dan bisa juga sebagai sarana amal ibadah untuk mendapatkan ridho Allah.

Ilmu Hikmah berbeda dengan ilmu kesaktian para pendekar yang bisa dipamerkan atau disombongkan. Justru pantangan utama dalam mempelajari ilmu hikmah adalah kesombongan atau merasa punya kehebatan. Kunci dalam ilmu hikmah adalah memohon pertolongan dan rahmat dari Allah agar dalam menjalani hidup di dunia ini, kita diberi keselamatan, kelancaran, kesuksesan, kemudahan, kebahagiaan dan segala hal baik yang kita butuhkan. Juga agar perjalan kita di akhirat nanti diberi kelancaran hingga kita bisa bertemu Allah Yang Maha Besar.

Oleh karena itu, inti dari Ilmu Hikmah sebenarnya adalah mendekatkan diri dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah. Hingga kita sama sekali tidak merasa punya kehebatan. Karena tiada daya dan upaya yang mampu hamba lakukan kecuali karena adanya Allah semata.

Menurut kamus bahasa Arab, al-Hikmah mempunyai banyak arti. Diantaranya, kebijaksanaan, pendapat atau pikiran yang bagus, pengetahuan, filsafat, kenabian, keadilan, peribahasa (kata-kata bijak), dan al-Qur'anul karim. (Kamus al-Munawir: 287).

Sedangka Imam al-Jurjani dalam kitabnya memberikan makna al-Hikmah secara bahasa artinya ilmu yang disertai amal (perbuatan). Orang yang ahli ilmu Hikmah disebut al-Hakim, bentuk jamaknya (plural) adalah al-Hukama'. Yaitu orang yang mengamalkan ilmunya di jalan yang benar.

Al-Hikmah juga bermakna kumpulan keutamaan dan kemuliaan yang mampu membuat pemiliknya menempatkan sesuatu pada tempatnya (proporsional). Al-Hikmah juga merupakan ungkapan dari perbuatan seseorang yang dilakukan pada waktu yang tepat dan dengan cara yang tepat pula. (Al-Qur'an, Tafsir wa Bayan; 412).
Dan dalam kosa kata bahasa Indonesia, kata Hikmah mempunyai tiga arti. Pertama, hikmah diartikan kebijaksanaan dari Allah. Kedua, hikmah diartikan sebagai sakti atau kesaktian (kekuatan ghaib). Ketiga hikmah diartikan sebagai manfaat dari sesuatu.

Para ulama' tafsir rahimahumullah juga mempunyai definisi masing masing tentang Ilmu Hikmah. Yang  mana antar pendapat tersebut saling berkaitan dan melengkapi satu sama lain. Imam Mujahid mengartikan al-Hikmah adalah "Benar dalam perkataan dan perbuatan".

lbnu Zaid memaknai Ilmu Hikmah adalah cendekia dalam memahami agama. Malik bin Anas mengartikan Ilmu Hikmah adalah pengetahuan dari pemahaman yang dalam terhadap agama Allah, lalu mengikuti ajarannya."

Ibnul Qasim mengatakan, Ilmu Hikmah adalah memahami ajaran agama Allah lalu mengikutinya dan mengamalkannya." Imam Ibrahim an-Nakho'i mengartikan Ilmu Hikmah adalah memahami apa yang dikandung Al-Qur’an."

lmam as-Suddiy mengartikan al-Hikmah dengan an-Nubuwwah (hal-hal yang berkaitan dengan kenbian). Ar-rabi' bin Anas berkata mendefinisikan Hikmah sebagai rasa takut kepada Allah. Sedangkan Hasan al-Bashri memakna hikmah sebagai "Sifat wara' atau hati-hati dalam masalah halal dan haram.

Imam at-Thabari rahimahullah menambahkan, “Menurut kami, makna Ilmu Hikmah yang tepat adalah ilmu tentang hukum-hukum Allah yang tidak bisa dipahaminya kecuali melalui penjelasan Rasulullah. Dengan begitu al-Hikmah disini berasal dari kata al-Hukmu yang bermakna penjelasan antara yang haq dan yang bathil. Seperti kalimat al-Jilsah berasal dari kata al-Julus. Kalau dikatakan bahwa si Fulan itu orang yang Hakim, berarti dia itu orang yang benar dalam perkataan dan perbuatan." (Kitab Tafsir at-Thaban: 1/ 557).

Dari berbagai definis Ilmu Hikmah yang disampaikan oleh ulama-ulama besar di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa Ilmu Hikmah bukanlah sekedar bacaan dzikir yang dibaca rutin setiap hari. Ilmu Hikmah mencakup segala perbuatan kita, baik perbuatan kita kepada diri kita, kepada sesama, kepada alam dan bakti kita kepada Allah. Jelas sudah bahwa, orang yang mengamalkan Ilmu Hikmah hendaknya berusaha berperilaku bijaksana dalam segala hal. Dengan demikian Allah memberkahi segala amal perbuatan kita.  


Ilmu hikmah bukanlah ilmu sihir yang melibatkan bantuan jin atau syetan. Sehingga bisa dipamerkan di tempat-tempat keramaian, dijadikan sebagai bahan pertunjukan, dipelajari dalam waktu sekejap, dimiliki dengan ritual-ritual khusus, atau diperjual-belikan dengan harga tertentu.

Ilmu Hikmah adalah ilmu spiritual islam yang membimbing kita mengenal ajaran-ajaran Allah dan sunnah Rasul-Nya, sehingga kita bisa mengetahui mana yang halal dan mana yang haram, mana yang diperintahkan dan  mana yang dilarang. Dengan ilmu hikmah seperti itulah, kita akan menjadi orang yang benar dalam perkataan dan perbuatan. Itulah sejatinya ilmu Hikmah.

Apabila kita memperhatikan definisi ilmu Hikmah yang disampaikan oleh para ulama' di atas, maka kita bisa menyimpulkan bahwa ilmu Hikmah itu ada sumbernya, yaitu al-Qur'an dan a-Hadits. Keduanya merupakan referensi ilmu Hikmah yang sebenarnya. Apabila ada kitab-kitab lain yang mengajarkan ilmu hikmah, tapi ternyata bertentangan atau menyimpang dari al-Qur'an dan al-Hadits, berarti itu adalah ilmu Hikmah palsu atau gadungan.

Setiap orang islam boleh mempelajari sumber ilmu Hikmah, yaitu dengan mengkaji al-Qur'an dan as-Sunnah. Hanya saja daya serap otak kita, tingkat pemahaman kita, serta kemampuan kita untuk mengamalkan isi kandungannya, akan berbeda satu sama lainnya. Kitab al-Qur'an dan al-Hadits yang kita pelajari, boleh sama. Tapi daya tangkap kita, dan akurasi pemahaman makna terhadap teks yang tertulis akan berbeda satu sama lain. Begitu juga kemampuan dalam mempraktikkan ilmu yang telah diketahui. Tidak semua orang yang membaca al-Qur'an dan al-Hadits, serta-merta memahami maknanya. Dari sekian orang yang paham maknanya, ternyata tidak semua mampu mempraktekkannya dalam perkataan dan perbuatannya.

Oleh karena keterbatasan kita dalam memahami kandungan dari Al-Qur’an dan Hadis, maka para ulama atau para wali telah membuat panduan-panduan Ilmu Hikmah yang praktis yang bisa dilakukan oleh masyarakat awam yang belum punya kesempatan untuk mempelajari kandungan Al-Qur’an dan Hadis secara mendalam. Karena sesungguhnya dalam Al-Qur’an terkandung banyak sekali rahasia yang hanya bisa dipahami oleh orang-orang yang dibukakan hatinya oleh Allah.

Kemampuan memahami secara mendalam terhadap al-Qur'an dan as-Sunnah itulah anugerah yang besar dari Allah yang tidak bisa dimiliki oleh setiap orang, begitu juga kemudahan dalam mengamalkannya. Apabila kita dianugerahi oleh Allah kemudahan dalam memahami agama ini dari sumbernya, dan kemampuan untuk mempraktikkannya dalam kehidupan, serta mengajarkannya kepada yang lain, berarti kita termasuk hamba yang diberi ilmu Hikmah. Dan itulah anugerah Allah termahal dan terindah, sebagaimana dijelaskan dalam surat al-Baqarah ayat 269. Sehingga dengan ilmu itu perkataan dan perbuatan kita benar, sesuai dengan syari'at Islam.

Simaklah perkataan Imam Nawawi rahimahullah  saat dia menjelaskan tentang iimu Hikmah yang sebenarnya. Imam an Nawawi berkata, "Ilmu al-Hikmah adalah ilmu yang berkaitan dengan hukum-hukum agama yang lengkap untuk mengenal Allah yang diiringi dengan tajamnya pikiran dan lembutnya jiwa serta mulianya akhlak. Merealisasikan kebenaran dan mengamalkannya, berpaling dari hawa nafsu dan kebathilan." (Kitab Faidhu Qadir: 3/ 416).

Sedangkan al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani rahimahullah menyimpulkan bahwa makna al-Hikmah yang tepat adalah pemahaman yang mendalam terhadap kandungan kitab al-Qur'an. Iman dan hikmah biasanya  berdampingan, walaupun kadang terdapat juga hikmah yang tidak bersandingan dengan iman." (Kitab Fathul Bari: 7/ 205).

Itulah wujud dari kemuliaan sejati, karena kita bisa menjadi hamba yang taat, dengan kemampuan kita untuk mengetahui perintah-perintah-Nya lalu mentaatinya. Dan mengetahui larangan-larangan-Nya lalu menjauhinya. ltulah sifat hamba yang bertakwa dan berhak menjadi orang yang paling mulia. “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah yang paling bertakwa." Begitulah Allah menjelaskan standar kemuliaan sejati dalam surat al-Hujurat ayat 13.

Dalam al-Qur'an disebutkan, “Allah menganugrahkan al-Hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugrahi al-Hikmah itu, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran.” (QS. Al-Baqarah: 269).

Demikian adalah penjelasan Ilmu Hikmah menurut pemahaman kami yang terbatas. Semoga penjelasan tentang Ilmu Hikmah ini bisa memberi wawasan kepada Anda untuk lebih memahami Ilmu Hikmah yang sesungguhnya. Bagi kami, tidak masalah apabila ada orang lain yang punya pemahaman berbeda terhadap arti Ilmu Hikmah, karena bagi kami perbedaan itu sendiri adalah wajar dan harus disikapi dengan penuh hikmah (kebaikan dan kebijaksanaan).

Ilmu Hikmah adalah ilmu yang disertai amal perbuatan nyata sehingga kita menjadi manusia yang bijaksana dalam bertindak, lebih dekat dengan Allah dan mendapatkan keberkahan dalam usaha mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Tujuan belajar ilmu hikmah bukanlah untuk menjadi sakti atau menjadi hebat, tetapi untuk mendekatkan diri kepada Allah sehingga Allah memberikan kemudahan kepada kita.


Rabu, 30 April 2014

AKHIRUZ-ZAMAN




Assalamu'alaikum,,, selamat pgi sahabat dumay,,,,,,
Gus bagaimana kita bersikap hidup ditengah hiruk pikuk ma'siyat & kezholiman seperti saat ini? Ya sahabat sholehku, tetaplah istiqomah dalam ketaqwaan kpd ALLAH, inilah era yg membuat kita harus semakin takut kpd ALLAH, ajaklah keluarga & sahabat yg bisa diajak u takut kpd ALLAH, perkuat sholat malam, krn "manhaatun anil itsmi" ALLAH jaga kemuliaan & keselamatan hambaNya yg menjaga sholat malam, selalu berjamaah di mesjid, pegang kuat Alqur'an & as Sunnah, rutinkan hadir di majlis ilmu, berkumpul & bersahabatlah dg hamba2 ALLAH yg takut pd ALLAH, perhebat istigfar & sedekah, ini dua cara terhebat menolak bala bencana & fitnah (QS al Anfal:33), tdk berbuat sia2 & jauhi lingkungan ma'siyat, jangan lepas dari selalu berwudhu, bacalah doa keselamatan disetiap selesai sholat, seperti, "Allahumma Antas Salaam..., Allahumma inna nas aluka salaamatan fiddiini" dst, sebelum tawakkal hanya ALLAH PENOLONG PELINDUNG, beri kesempatan diri ini u bermuhasabah dg tdk buru2 beranjak setiap selesai sholat, "dari mana aku, mau kemana aku, sungguh dunia ini bukan tempatku, sebentar lagi aku jadi bangkai!". Maka energi taqwamu semakin dahsyat!. Sahabatku aminkan doa ini, "Allahumma ya ALLAH penguasa hati & keadaan, ampunilah seluruh dosa kami, dosa kedua orang tua kami dan dosa semua keluarga kami tercinta, kaum muslimin muslimat, Allahumma ya Allah tetapkanlah hati kami dalam keimanan & ketaatan kpdMU hingga akhir hayat kami...aamiin". Wassalaamu alaikum wa rahmatullaahi wa barkaatuh

Selasa, 29 April 2014

DZIKIR




Assalaamu alaikukum wa rahmatullaahi wa barkaatuhu. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah memilik sekelompok Malaikat yg berkeling dijalan2 mencari org2 berdzikir. Apabila mrk menemukan sekolompok org berdzikir kpd Allah, maka mrk saling memanggil : 'Kemarilah kpd apa yg kamu semua hajatkan'. Lalu mrk mengelilingi org2 yg berdzikir itu dg sayap2 mrk hingga kelangit. Apabila org itu telah berpisah (bubar dari majlis dzikir) maka para malaikat naik kelangit. Maka bertanyalah Allah kpd mrk (padahal Dialah yan lebih mengetahui perihal mrk). Allah berfirman : Darimana kalian semua? Malaikat berkata : Kami datang dari sekelompok hambaMu dibumi. Mrk bertasbih, bertakbir & bertahlil kpdMu. Allah berfirman : Apakah mrk pernah melihatKu? Malaikat berkata: Tidak pernah ! Allah berfirman : Seandainya mrk pernah melihatKu? Malaikat berkata: Andai mereka pernah melihatMu niscaya mrk akan lebih meningkatkan ibadahnya kpdMu, lebih bersemangat memujiMu & lebih byk bertasbih padaMu. Allah berfirman: Lalu apa yang mrk pinta padaKu? Malaikat berkata: Mrk minta sorga kpdMu. Allah berfirman : Apa mrk pernah melihat sorga? Malaikat berkata : Tidak pernah! Allah berfirman: Bgmn kalau mrk pernah melihatnya? Malikat berkata: Andai mrk pernah melihatnya niscaya mrk akan bertambah semangat terhadapnya, lebih bergairah memintanya & semakin besar keinginan u memasukinya. Allah berfirman: Dari hal apa mrk minta perlindungan? Malaikat berkata: Dari api neraka. Allah berfirman : Apa mrk pernah melihat neraka? Malaikat berkata: Tidak pernah! Allah berfirman: Bgmn kalau mrk pernah melihat neraka? Malaikat berkata: Kalau mrk pernah melihatnya niscaya mrk akan sekuat tenaga menghindarkan diri darinya. Allah berfirman: Aku persaksikan kpdmu bahwasanya Aku telah mengampuni mrk. Salah satu dari malaikat berkata : Disitu ada seseorg yg tidak termasuk dalam kelompok mrk. Dia datang semata2 krn ada satu keperluan (apakah mrk akan diampuni juga?). Allah berfirman : Mrk adalah satu kelompok dimana org yg duduk bersama mrk tidak akan kecewa" (HR Bukhori Muslim). Dalam riwayat Muslim ada tambahan pada kalimat terakhir : 'Aku ampunkan segala dosa mrk. & Aku beri permintaan mrk". SUBHANALLAH mulianya mrk yg berdzikir,




MA'RIFATULLOH




Rahasia ma’rifat ialah perjalanan Rokhani mengenal Dzat Alloh yang cahaya-NYA terwujud pada Dzat Muhammad
SAW. prosesnya mema’rifati dari yang dzahir dan ma’rifat diri didalam yang bathin yaitu
ma’rifatulloh.Dan Nama Alloh itu menjadikan dzikir bagi para penghuni seluruh alam semesta.
**********
Tuangkan keyakinanmu ke dalam kesadaranmu
karena itulah ‘ POWER ‘ yang Sesungguh-NYA

keikhlasan hati itu merupakan , tajallining Alloh

By : Hamba Yg Dhoif




MATI SAKJERONING URIP


{Mati Sak Jeroning Urep }
Manjinge Urip Kesempurnaan Ing Rogo
Ingsun Tajalli Dzat Kang Moho Suci
Tiada Ketenangan Tanpa Keimanan
Kuserahkan Jiwa Ragaku Hanya Untuk-MU wahai Kekasih
Nafas Nufusku Karna-Mu ,, Kuselami Samudra-Mu Hingga ku Bnr2 Mengenal-Mu ,,,,
Tetap Narimo Najan Sangsoro ,, Urep Mung Sakdermo Nglakoni ,, Pantang Menyerah Walau Harus Berjalan Diatas Bara Api , Membasmi Angkara Murka Dimuka Bumi , Amar Ma'ruf Nahi Mungkar ,, Ngalah Ngalih Ngamuk Wes Dadi Lakone Jiwo Kang Wus Manjing Dening Rohso Sejati ,,,
Salam Silaturrhim Poro Sedulur ,,,,,




TUJUAN LATIHAN KEROHANIAN





TUJUAN LATIHAN KEROHANIAN

Manusia fitrah yang memasuki jalan kesufian dan melakukan berbagai-bagai latihan kerohanian didorong oleh tujuan yang suci iaitu untuk menjadi hamba Allah s.w.t sebaik mungkin.. Mereka telah terlebih dahulu mengikuti jalan yang dilalui oleh orang ramai. Mereka telah bersungguh-sungguh menuntut ilmu dan beramal menurut peraturan syariat. Kehidupan harian dijadikan tarekat buat bermujahadah pada jalan Allah s.w.t, demi memperolehi keredaan-Nya. Dia kuat melakukan ibadat dalam aspek hubungan dengan Tuhan dan juga amalan dalam aspek hubungan sesama manusia. Walaupun mereka sudah menjaga peraturan syariat sekadar kemampuan mereka, namun hati mereka masih merasakan kekosongan. Mereka sudah berjumpa dengan berbagai-bagai guru namun, banyak persoalan yang timbul dalam fikiran mereka tidak dapat dijelaskan secara memuaskan hati mereka. Mereka sampai kepada peringkat mencari sesuatu yang mereka sendiri tidak tahu apa yang dicari. Mereka diganggu oleh persoalan-persoalan yang mereka tidak tahu di mana mahu mendapatkan jawapan. Mereka merasakan kekosongan jauh di dalam lubuk hati, seolah-olah menantikan sesuatu untuk memenuhinya. Kekuatan akal mereka sudah sampai ke perbatasan yang tidak mungkin ditembusi lagi. Jiwa mereka menjadi tidak tenteram dan fikiran mereka keliru. Mereka mencuba mencari kedamaian melalui amalan tetapi tidak berjaya. Mereka mencuba mendapatkan kedamaian melalui orang-orang alim yang mereka kenali, juga tidak berjaya. Orang alim merupakan modal terakhir mereka. Bila modal tersebut gagal memberikan hasil yang mereka harapkan, mereka sampai kepada titik peralihan. Jiwa mereka mudah terangsang apabila melihat kesyirikan, kemunafikan, kefasikan dan kemunkaran yang berlaku di sekeliling mereka. Mereka melihat kerosakan berlaku tetapi mereka tidak terdaya menahannya. Apabila mereka memandang kepada masyarakat mereka melihat kepada kemunkaran dan kerosakan dan apabila mereka memandang kepada diri sendiri mereka melihat ketidak-upayaan mereka mencegah kerosakan yang berlaku. Mereka melihat kerosakan yang berlaku kepada masyarakat seperti melihat ombak besar yang menggulung diri mereka. Dalam keadaan yang demikian mereka melihat jalan keselamatan buat mereka adalah mengasingkan diri, lalu mereka masuk ke dalam lembah suluk.

Kumpulan tersebut memasuki suluk dengan niat: "Ilahi! Engkau jualah tujuan dan keredaan Engkau jua yang dicari". Mereka tidak pernah mengetahui, apa lagi terlibat dengan fahaman wahdatul wujud, tidak ada motif mahu bersatu dengan Tuhan, tidak mengimpikan fana, zauk dan jazbah dan tidak bercadang meninggalkan syariat. Keyakinan mereka terhadap syariat tidak pernah bergoyang, cuma sesuatu tentang syariat itu yang mereka tidak jelas. Jawapan kepada yang tidak jelas itu mereka tidak perolehi melalui jalan yang telah mereka lalui. Kesungguhan melakukan ibadat dan menuntut ilmu tidak menghilangkan gangguan rangsangan syaitan. Setiap kebaikan yang dilakukan diiringi oleh bisikan yang mahu merosakkan kebaikan tersebut. Dalam suasana demikian ikhlas adalah sesuatu yang dipaksakan dan mereka mesti bekerja keras mempertahankan keikhlasan itu. Bukan setakat mempertahankan keikhlasan malah kesungguhan melakukan ibadat juga mesti dibaja kerana ada sahaja sesuatu yang cuba menghalang mereka berbuat ibadat. Pergaulan dengan orang ramai menjadi jalan bagi musuh-musuh ibadat dan ikhlas menyerang mereka. Benteng yang paling baik bagi mereka mempertahankan diri adalah suluk. Latihan-latihan yang dilakukannya semasa bersuluk membawa mereka melepasi gangguan rangsangan syaitan. Amal ibadat dapat dilakukan dengan mudah dan ringan. Sabar, reda, tawakal dan ikhlas menjadi keperibadian mereka, berlaku secara spontan, bukan lagi sifat yang dipaksakan.

Semasa bersuluk itu mungkin mereka terbawa kepada pengalaman kerohanian dan terdorong kepada wahdatul wujud, tetapi akar kehambaan yang teguh akan membawa mereka melepasi yang demikian untuk kembali kepada jalan kenabian. Bila rohani mereka telah benar-benar matang, percampuran dengan orang ramai tidak lagi memudaratkan mereka. Pada masa itu mereka ‘diperintahkan' supaya kembali kepada masyarakat kerana ada tugas yang perlu mereka lakukan. Mereka masuk semula kepada kegiatan masyarakat, membimbing orang ramai agar selamat daripada kemusyrikan, kemunafikan, kefasikan dan kemunkaran, seterusnya kembali kepada Tuhan dengan akidah dan amalan yang bersih.

Kumpulan yang diceritakan di atas merupakan orang yang sampai kepada jalan kenabian melalui jalan kesufian walaupun mereka tidak mengetahui maksud sufi dan istilah-istilah tasauf. Mereka telah memperolehi faedah yang besar daripada latihan kerohanian secara bersuluk. Hati mereka umpama pelita yang mempunyai sumbu tetapi tidak mempunyai minyak. Latihan kesufian umpama memasukkan minyak ke dalam pelita. Gurunya umpama api yang menyalakan pelita tersebut. Setelah pelita hatinya menyala akalnya mampu mendapatkan jawapan kepada persoalan yang mengganggunya selama ini, yang tidak dapat di jelaskan oleh orang lain. Jiwanya menjadi tenang. Darjat kehambaannya meningkat sehingga sampai kepada kesempurnaan. Dia layak bergelar hamba Tuhan yang melaksanakan kehendak dan peraturan Tuhan sebagai yang Dia kehendaki. Tarekat kesufian telah membawanya kepada jalan kenabian yang sebenarnya. Kepercayaan dan keyakinannya kepada kebenaran syariat bertambah dan menjadi teguh serta memudahkannya melaksanakan dan mengamalkan tuntutannya. Mereka bergerak di dalam masyarakat sesuai dengan cara Nabi Muhammad s.a.w dan para sahabat baginda s.a.w berkecimpung di dalam masyarakat. Mereka telah sampai kepada tujuan mereka diciptakan. Sampai kepada tujuan penciptaan insan itu adalah peringkat paling tinggi. Allah s.w.t menciptakan insan untuk mengabdikan diri kepada-Nya. Kehambaan adalah peringkat paling tinggi dan paling sempurna. Mereka berpegang kepada Kebenaran Hakiki sebagaimana dinyatakan oleh al-Quran dan as-Sunah. Tidak ada kebenaran yang mengatasi kebenaran syariat. Setelah menemui kebenaran syariat dan mencapai peringkat kehambaan yang sejati, berakhirlah latihan kerohanian. Peringkat seterusnya adalah bekerja menurut peringkat yang dicapai dan kebenaran yang ditemui, sebagaimana Rasulullah s.a.w bekerja setelah menghabiskan peringkat khalwat di Gua Hiraa.

Perkembangan kerohanian sufi dalam mencapai kesempurnaan melalui empat peringkat. Peringkat pertama dinamakan perjalanan menuju Allah s.w.t. Sufi bergerak daripada pengetahuan yang rendah kepada pengetahuan yang lebih tinggi sampai kepada pengetahuan mengenai Wajibul Wujud. Dalam proses ini pengetahuan mengenai mumkinul wujud (wujud yang mungkin) berkurangan sedikit demi sedikit sehingga akhirnya terhapus terus. Keadaan ini dinamakan fana. Fana membawa sufi memasuki peringkat ke dua, dinamakan perjalanan dalam Allah s.w.t. Ia merupakan proses perjalanan yang diistilahkan sebagai makrifat atau mengenal Allah s.w.t dalam suasana yang dinisbahkan kepada ketuhanan atau hakikat-hakikat seperti nama-nama Tuhan, sifat-sifat Tuhan dan hal-hal ketuhanan. Seterusnya sufi sampai kepada suasana yang tiada perkataan dan bahasa boleh bercerita, tiada sifat boleh mengibaratkan, tiada perhubungan boleh dihubungkan dan tiada sesuatu penjelasan. Pengetahuan tidak ada dan makrifat juga tidak ada dalam suasana yang demikian. Tidak ada pengetahuan dan tidak ada pengenalan yang mampu bercerita tentang zat Allah s.w.t. Pengalaman pada suasana kerohanian yang demikian dinamakan baqa atau hidup bersama-sama Tuhan. Ini adalah penghabisan peringkat ke dua. Perjalanan peringkat pertama dan ke dua melengkapkan kewalian cara sufi. Orang yang telah menempuh dua peringkat ini dipanggil sebagai wali sufi atau wali kecil.

Sufi seterusnya bergerak kepada peringkat ke tiga yang dinamakan perjalanan dari Tuhan. Dalam peringkat ini perjalanan bermula dari pengetahuan yang tinggi kepada yang lebih rendah iaitu dari Wajibul Wujud kepada mumkinul wujud. Sufi yang sampai kepada peringkat ini dinamakan orang arif yang lupakan Tuhan melalui Tuhan, yang kembali dari Tuhan dengan Tuhan, yang kehilangan tetapi menjumpai, yang terpisah tetapi bersatu, yang jauh tetapi dekat, yang tidak boleh dikatakan tetapi tahu, yang tidak boleh disifatkan tetapi kenal. Peringkat ke tiga ini merupakan kebalikan kepada peringkat kedua. Ketika berada pada peringkat kedua sufi mengalami suasana yang diistilahkan sebagai fana dalam Tuhan. Pada peringkat ke tiga pula sufi meninggalkan makam ketuhanan dalam keadaan tidak berpisah dengan Tuhan. Pengaruh mabuk dan wahdatul wujud sudah berkurangan. Kesedaran kemanusiaan sudah mula kembali sedikit demi sedikit. Bila kesedaran kemanusiaannya telah bertambah kuat sufi melengkapkan perjalanan pada peringkat ke empat iaitu perjalanan dalam alam kebendaan. Pada peringkat ini sufi kembali mengenali sesuatu yang dilupakannya pada peringkat pertama dahulu. Peringkat pertama membuat sufi lupa tetapi peringkat ke empat membuat sufi kembali mengingati. Alam kebendaan menjadi terang benderang kepadanya dan akhirnya dia kembali sepenuhnya kepada kesedaran dirinya dan alam maujud. Dia kembali kepada tempat dia bermula. Perjalanannya menjadi lengkap.

Perjalanan peringkat ke tiga adalah perubahan dari jalan kesufian kepada jalan kenabian. Peringkat ke empat adalah penyempurnaan cara kenabian untuk memikul tugas yang mulia iaitu membimbing umat manusia kepada Tuhan, meneruskan perjuangan Nabi-nabi.

Ada pula orang yang memasuki jalan kesufian kerana dipaksa bukan dengan disengajakan. Golongan ini boleh diibaratkan sebagai orang-orang yang mempunyai tugas tetapi mereka leka dengan kehidupan harian sehingga tercampak jauh daripada tujuan mereka diciptakan. Dengan rahmat dan belas kasihan Tuhan mereka disentak dari kelalaian tersebut dan diheret menghadap Tuhan. Mereka dipisahkan daripada apa sahaja yang menghalang mereka daripada kembali kepada Tuhan. Dalam golongan inilah terdapat raja yang diturunkan dari takhtanya, orang kaya yang jatuh miskin, orang cantik yang menjadi hodoh dan yang seumpama mereka. Perubahan yang mendadak menimpa mereka memisahkan mereka daripada beban berat yang menghalang mereka berjalan kepada Tuhan dan pada masa yang sama juga mereka terpisah daripada orang ramai. Mereka tidak ada pilihan kecuali mengasingkan diri. Dalam pengasingan itu mereka memperbanyakkan ibadat kepada Tuhan, membentuk penyerahan yang sejati, merelakan apa jua takdir yang sampai kepada mereka. Kesan daripada ujian yang menimpa mereka secara mengejut itu dihapuskan semasa pengasingan atau bersuluk. Dalam keasyikan beribadat itu terbuka kepada mereka peringkat-peringkat perjalanan seperti yang dilalui oleh sufi kumpulan pertama. Kumpulan pertama berjalan kepada Tuhan berbekalkan pengharapan. Kumpulan ke dua ini pula tidak membawa sebarang bekal kerana segala sesuatu telah diserahkan kepada Tuhan. Mereka telah rela dengan apa juga takdir yang sampai kepada mereka. Kumpulan pertama bekerja keras menghapuskan segala kehendak diri sendiri agar kehendak Tuhan menjadi kehendaknya juga. Pada kumpulan ke dua pula segala kehendak diri sendiri telah dihapuskan ketika ujian bala bencana menghempap mereka. Penghapusan kehendak diri berlaku dengan cepat diikuti oleh sifat penyerahan bulat kepada Tuhan, menghapuskan sifat-sifat keji dari hati mereka. Seterusnya kesedaran diri ikut lenyap bersama-sama dengan pengaruh akal fikiran dan perasaan. Mereka masuk kepada suasana yang dipanggil majzub. Orang majzub mengalami berbagai-bagai hal ketuhanan yang menghasilkan makrifat. Kumpulan yang berjalan melalui tarekat ujian bala ini berjalan lebih pantas daripada kumpulan pertama yang melakukan latihan bersuluk secara kesedaran dan kehendak sendiri, tetapi perkembangan kerohanian pada kumpulan pertama lebih teratur daripada kumpulan ke dua. Bimbingan dari guru yang arif dan bekalan ilmu yang mencukupi membantu kumpulan pertama meningkat dalam bidang kerohanian secara bersistematik dan mereka memperolehi penerangan mengenai apa yang mereka alami. Kumpulan ke dua pula biasanya menjadi majzub tanpa berguru dan mengalami hakikat tanpa mendapat penjelasan mengenainya. Kumpulan majzub ini akan berjalan terus melalui berbagai-bagai pengalaman tanpa mendapat pengetahuan yang jelas mengenai apa yang mereka alami. Setelah mereka melepasi peringkat majzub dan kembali kepada kesedaran keinsanan baharulah mereka mempelajari hakikat yang telah mereka alami. Kumpulan yang bergerak secara perguruan selamat daripada fitnah masyarakat. Kumpulan yang tiba-tiba menjadi majzub tanpa berguru sering menimbulkan fitnah kepada orang ramai kerana latar belakang mereka yang tidak kuat dan tidak alim dalam bidang agama, sedangkan mereka mula bercakap tentang ketuhanan, membuat orang ramai curiga kepada mereka. Lebih buruk lagi jika di dalam keadaan hilang kesedaran itu mereka tidak mematuhi peraturan syariat dan adab kemanusiaan. Walau bagaimana pun setelah mereka kembali kepada kesedaran dan memperolehi pengetahuan tentang pengalaman kerohanian mereka, mereka akan bergerak sesuai dengan peraturan syariat dan dapat mengelakkan diri daripada menimbulkan kekeliruan kepada orang ramai.

Tidak semua orang yang menempuh jalan kerohanian akan kembali kepada kesedaran semula. Ada yang menjadi majzub terus menerus, fana dalam Tuhan secara berterusan dan tidak kembali lagi kepada kesedaran keinsanan. Orang yang seperti ini telah naik ke tempat yang tinggi tetapi tidak menjumpai jalan turun. Suasana kebatinan mereka berbeza daripada orang ramai. Lantaran itu adab dan sopan santun orang ramai tidak memberi apa-apa makna kepada mereka, malah syariat juga boleh tertanggal ketika mereka dikuasai oleh jazbah. Orang yang hilang kesedaran ini tidak boleh dijadikan pembimbing kerana mereka bercakap bahasa zauk sedangkan orang ramai yang dalam kesedaran menggunakan akal untuk mentafsirkan pengalaman zauk. Akal tidak mampu menerangkan pengalaman hakikat.

Orang yang dalam zauk banyak bercakap mengenai perkara ghaib dan hal ketuhanan. Daripada mulut mereka juga mudah keluar cerita mengenai penyaksian mata hati terhadap rupa, bentuk, warna dan cahaya yang dinisbahkan kepada ketuhanan. Orang yang dalam zauk juga melahirkan keasyikan yang mendalam kepada Tuhan. Daripada mereka juga selalu keluar perkara luar biasa yang diistilahkan sebagai keramat. Kekeramatan yang disaksikan menyebabkan orang lain menjadi yakin dengan apa yang mereka perkatakan. Ada orang yang di dalam kesedaran menggubah konsep ketuhanan hanya dengan mendengar ucapan orang majzub. Tuhan dimasukkan ke dalam sempadan rupa, bentuk, warna dan cahaya atau sesuatu menurut khayalan dan sangkaan mereka. Orang yang di dalam kesedaran biasa, tidak pernah mengalami zauk, menjual konsep ketuhanan yang diperolehi dari perkataan orang majzub, adalah orang yang sesat dan menyesatkan. Golongan ini dan pengikut mereka adalah kufur, tetapi orang majzub, walaupun pada zahirnya menyalahi syariat, mereka patut dimaafkan kerana mereka dikuasai oleh mabuk.

Ada juga orang yang memasuki aliran kesufian dengan tujuan mendapatkan kebolehan yang luar biasa kerana mereka terpesona melihat kekeramatan yang keluar daripada wali sufi. Bidang kekeramatan yang paling digemari adalah keramat zahir iaitu kebolehan luar biasa dalam bidang keduniaan. Sufi beramal kerana mahu menyucikan hati bagi mengabdikan diri kepada Tuhan. Kumpulan sufi celup itu pula menggunakan amalan sufi untuk mendapatkan kebolehan yang luar biasa dan ilmu yang mampu menguasai sesuatu perkara bagi kepentingan duniawi. Amalan yang dilakukan orang kerana Allah s.w.t diceduk untuk dijadikan amalan kerana kepentingan diri sendiri. Pekerjaan ibadat menurut peraturan syariat digubah menjadi khurafat. Pengalaman kebatinan pada alam khadam dikatakan alam ketuhanan. Apabila memperolehi keramat khadam mereka mendakwa diri mereka sudah menjadi wali yang agung. Bila sudah menguasai sesuatu kebolehan yang luar biasa mulalah mereka mendakwa ketuhanan diri lalu menanggalkan kehambaan dan mencampakkan syariat. Mereka adalah puak yang sesat dan kufur!

Tarekat sufi bukan bertujuan untuk memperolehi penyaksian terhadap rupa, bentuk, warna dan cahaya. Ia juga bukan untuk mendapatkan kekeramatan. Apa juga yang disaksikan dan apa juga yang diperolehi adalah gubahan Tuhan, bukan Tuhan. Tarekat sufi bukan untuk menukarkan manusia menjadi Tuhan. Tuhan tetap Tuhan dan hamba tetap hamba, tidak boleh diadakan bahasa yang kesamaran mengenai perbezaan dua perkara tersebut. Pada satu peringkat perjalanan sufi mungkin terjadi terbalik pandangan mereka sehingga mereka tidak menyaksikan perbezaan di antara hamba dengan Tuhan. Perkara demikian berlaku bukan disengajakan. Ia terjadi akibat pertembungan diri rohani dengan alam tinggi. Pertembungan tersebut menimbulkan mabuk. Orang yang sedang asyik dengan Tuhan, apabila dikuasai oleh mabuk, tidak melihat lagi kepada yang lain kecuali Tuhan. Bagi mereka semuanya adalah Tuhan. Apa yang ditemui pada peringkat ini bukanlah kebenaran yang muktamad. Ia baharu suasana menuju kebenaran. Suasana demikian hanyalah bayangan atau misal yang muncul dalam alam kebatinan sufi yang sedang dilambung gelombang kefanaan dan keasyikan dengan Tuhan. Keasyikan seorang jejaka kepada seorang gadis sering juga menimbulkan bentuk misal. Lagu-lagu percintaan sering menggambarkan rupa kekasih sebagai bulan purnama dan suara sebagai buluh perindu. Misal yang digubah dalam kesedaran hanyalah khayalan, tetapi misal dalam alam ghaib adalah nyata dalam keghaiban (boleh disaksikan oleh mata hati tetapi tidak boleh dilihat dengan mata zahir). Yang menyata pada hati orang yang sedang dilamun cinta hanyalah gambaran, bayangan atau misalan yang tidak sedikit pun menyerupai yang sebenar. Kecintaan kepada Tuhan memberi kesan yang sangat kuat kepada hati. Orang yang asyik dengan keindahan Tuhan boleh berdiri di tepi pantai dari pagi hingga ke petang, tanpa jemu, tanpa menghiraukan panas matahari. Bila ditanya apa yang dia lihat, dia akan mengatakan dia melihat Tuhan. Keasyikan kepada Tuhan bercampur dengan rindu yang membara membuat seseorang mabuk ketuhanan sehingga tidak ada apa yang disaksikannya melainkan dinisbahkannya kepada Tuhan. Suasana hati yang demikian juga melahirkan rasa bersatu dengan Tuhan. Penyatuan hanya berlaku dalam alam perasaan, bukan penyatuan yang sebenarnya.

Menyaksikan perkara ghaib dan mendengar suara ghaib bukanlah kesudahan jalan sufi. Semua itu hanyalah bayangan. Allah s.w.t berbeza, tiada persamaan sedikit dengan yang demikian. Walau bagaimana tinggi pun anggapan diberikan kepada sesuatu pengalaman kerohanian itu ia tidak ada nilai sebelum diuji dengan al-Quran dan as-Sunah. Jika pengalaman tersebut bersesuaian dengan al-Quran dan as-Sunah baharulah ia menjadi berharga dan boleh dipegang. Ketika seseorang itu masih diperingkat bayangan kerohaniannya masih belum matang dan dia belum mencapai kesempurnaan. Jika dia terus menerus di dalam bayangan, tinggalkan dia dengan alamnya sendiri. Tuhannya yang akan menjaganya. Ikutlah wali yang telah sampai kepada kesempurnaan jalan, beramal sesuai dengan cara Nabi Muhammad s.a.w.

Jangan sekali-kali melepaskan pandangan daripada Rasulullah s.a.w dan para sahabat baginda saw





NUR MUHAMMAD SAW





{{{{{ ASAL KEJADIAN }}}}}

Allah SWT Pertama Kali Menjadikan Cahaya Atau Nur Yang Disebut Nur Muhammad SAW, Dari Sifat Jamalnya ( Keindahannya ). Rasulullah Bersabda ; Bahwa Yang Mula2 Diciptakan Oleh Allah Adalah Ruh Muhammad, Ia DiciptakAN Dari Cahaya Ketuhanan, Dan Selanjutnya Yang Diciptakan Pertama Kali Adalah Qalam ( Pena ) Dan Akal. Disinilah Kita Tahu Bahwa Yang Dilahirkan Dan Diciptakan Pertama Kali Adalah Suatu Realitas Ghaib Dan Bersifat Rohani Yang Disebut; Nur, Ruh, Qalam, Dan Akal Dan Ini Merupakan Realitas Yang Mempunyai Banyak Nama Menurut Fungsinya Dan Dari Sudut Mana Kita Memandangnya ( Al-Maidah : 15 )

Dalam Dunia Sufi Ini Disebut Hakikat Muhammad ( Realitas Atau Hakikat ) Atau Diberi Gelar Aql Al-Kull ( Akal Semesta ) Karena Ia Tahu Dan Melihat Segala Sesuatu, Ia Diberi Gelar Qalam Karena Ia Menyebarkan Ilmu Dan Hikmah Dan Menzahirkan Ilmu Dalam Bentuk Huruf Dan Perkataan, Ia Juga Digelari Ruh Karena Ia Hidup, Bukan Mati. Dan Ruh Itulah Terbitnya Segala Yang Hidup, Oleh Karena Ia Hidup Maka Digelari Ruh.




RAHASIA HIKMAH

**LIHATLAH TELAPAK TANGAN MU**

Ada Beberapa Garis Utama Yang Menentukan Nasib:
- Ada Garis Kehidupan
- Ada Garis Rizki
- Ada Garis Jodoh
Sekarang,,,Mengenggamlah.... Dimana Semua Garis Tadi.....??.

"Semua Garis Tadi Ada Didalam Genggaman Mu"
Apapun Takdir Dan Keadaan Mu Kelak, Semua Itu Ada Dalam Genggaman Mu Sendiri,Itulah Rahasia Sukses.

Berjuanglah Dan Berusaha Dengan Keras,Utuk Menentukan Nasibmu Sendiri.

"SEKARANG COBA LIHAT LAGI GENGGAMAN MU"
Ternyata masih ada garis yang tidak ikut tergenggam,Sisa garis itulah yang ada diluar kendali mu.......
Disanalah...letak kekuatan TUHAN, yang tidak akan mampu kita lakukan.....itulah bagian TUHAN.......

Maka genggam dan lakukanlah bagianmu, dengan kerja keras dan kesungguhan hati,,,"kemudian jangan lupa" bawalah semua itu pada TUHAN,karna tidak semua hal mampu kita lakukan.

"ORANG YANG HEBAT TIDAK DIHASILKAN MELALUI:
- Kemudahan
- kesenangan dan ketenangan.

"MEREKA DIBENTUK MELALUI:
- Kesukaran
- Tantangan dan air mata.

"Ketika Engkau mengalami sesuatu yang sangat berat dan merasa di tinggalkan sendiri dalam hidup ini......
- Angkatlah tangan dan kepalamu ke atas......
- Mintalah petunjuk/bantuan pada TUHAN.....
- Tataplah masa depan mu.,,,
- KETAHUILAH:
Engkau sedang di persiapkan oleh TUHAN untuk menjadi orang yang luar biasa.




ILMU


ILMU membawa kita SELAMAT,,Ucapan dan Tingkah laku kita,
Disitu Orang lain MENGUKUR Kesuksesan hidup kita KELENTURAN HATI FIKIRAN kita disitulah KEKAYAAN,,,,,
KESUKSESAN akan kita terima,,,karena didalamnya ada KEYAKINAN yang sulit DIDAPATKAN orang lain,,,
Meraih itu semua diawali dengan seberapa besar kita memberikan yang terbaik kepada orang lain,,,apa lagi kepada orang yang kita CINTAI,,,LAKUKAN apa yang kita bisa,,,LAKUKAN,,,jangan pernah kita tdk melakukan yang bisa kita lakukan,,,jangan pernah kita menyampaikan kalau kita belum pernah MENJALANKAN,,,jangan katakan kita KAYA kalau belum merasakan KETENTRAMAN HATI,FIKIRAN,juga JIWA,,,disitulah LEBURnya sifat ketergantungan,,,semoga kita semua,,,termasuk hamba yang masuk kesamudra ROHMAN ROKHIMNYA ALLOH,,,
Amiinn,,,amiinn,,,amiinn,,,Yamujibassailiin.




Kamis, 24 April 2014

KONSULTASI


Apa Yg Anda FIKIRKAN ,,,,,?????????

Dalam kehidupan sehari-hari, tentunya banyak problematika kehidupan yang kita hadapi, baik dalam bisnis, karier, usaha, pekerjaan maupun keharmonisan keluarga.
Sanggar Nur Qolby dapat memberikan pelayanan konsultasi spiritual yang insya allah dapat memberikan solusi untuk mengatasi berbagai macam problematika tersebut dengan tetap berpijak pada sebuah keyakinan diri sendiri yang dilandasi dengan kepasrahan kepada Allah Swt atau keyakinan yang kita anut dan insya allah akan membawa keberkahan.

“…maka bertanyalah kepada orang-orang yang mempuyai keahlian jika kamu tidak mengetahui. “ (QS. An Nahl : 43 )

“ Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan carilah jalan untuk bertaqorub / mendekat kepada-Nya…” (QS. Al Maidah : 35 )

“Berdo’alah kepada Allah dan yakinlan do’a kalian dikabulkan” (Rasulullah SAW.)

“Randi Gage : Orang yang sukses tidak selalu orang religius, tapi mereka pastilah orang yang sangat spiritual”


Padepokan/Sanggar Seni Meditasi Dzikir, do’a dan pembangkitan initi energi tubuh. Dengan mengharap ridho serta izin Allah SWT membuka program Pengijazahan dan Pembelajaran Ilmu Ghoib untuk Semua Agama dan Usia. Dibimbing langsung, insyaAlloh bisa langsung dibuktikan,dipraktekan ditempat dan bersifat permanen

MENERIMA:

  *konsultasi semua permasalahan hidup
*pengobatan Alternatif
*pembelajaran ilmu ghoib
*pengijazahan/kursus keilmuan supranatural

Alamat : Rejosari Mataram Rt.15/Rw.06 Kec.Seputih Mataram Kab.Lampung Tengah Prop.Lampung 34164 Indonesia

Dewan Guru : Gos Ma'shum Al-Iskhaq Ilyas
Hp: 089699666692

MINYAK ASMAK HIZBUL MAGHROBI LIL MAHABBAH


Assalamu'alaikum,,,wr,,wb ...

kami tawarkan untuk ANDA yg membutuhkan


BARU :

{--MINYAK ASMAK HIZBUL MAGHROBI LIL MAHABBAH --}
Dengan izin Alloh swt Bermanfaat untuk pengasihan, dagang/penglarisan, kewibawaan, kerahayuan, bisnis, karir, tani, dll. Cara pakai mudah dan hemat. Jika berminat silahkan hubungi/SMS,Hp: 089699666692

KHASIATNYA DENGAN IJIN ALLOH antara lain ADALAH -
DENGAN MENGGUNAKAN MINYAK INI DENGAN POWER AKSES DZIKIR SERTA IZIN DARI ALLOH SWT
Untuk:
-MENINGKATKAN KEWIBAWAAN COCOK UNTUK PEJABAT,GURU,DA'I DLL
-KEBAHAGIAAN RUMAH TANGGA
-MAHABBAH UMUM.DAGANG/PENGLARISAN,BISNIS
-KESUKSESAN DALAM BERKARIER,KEWIBAWAAN, PENAMBAH TENAGA ZAHIR DAN BATIN
-PENDINDING SIHIR - PENDINDING SANTET & SERANGAN GHOIB LAINNYA . DLL
- MINYAK ASMAK INI UNTUK DIMAHARKAN KEPADA SIAPA SAJA YANG BERMINAT.
HARGA TEBUS /mahar HANYA Rp.


Mahar ikhlas Rp. 100.000
Mahar Power Tingkat 1  Rp.250.000 umum orang awam
Mahar Power Tingkat 2  Rp.500.000 cocok untuk pengusaha
Mahar Power Tungkat 3  Rp.1jt cocok untuk Artis / pejabat negara
Beli 10 botol dpt bonus 5 botol

Bagi yg pesan jarak jauh ONGKIR ditanggung pembeli

INGAT,,!!!
Jangan Melihat Luarnya,Dalm Bentuk Dn Rupa , Akan Tetapi Keikhlasan Dn Keyakinan Kita Kpda Alloh Swt Dengan Kandungan Energi Yg Sudh Terkandung Dlm Minyak Yg Sudah Di Asmak Dengan Transferan Power Akses Dzikir Hizib Maghrobi Lil Mahabbah,,, Dengan Keikhlasan Dn Keyakinan Serta Ijin Dari Alloh Swt Kita Mampu Mewujudkan Apa Yg Mnjdi Hajad Kita Masing2..
Sesungguhnya Tiada Barang/Siapapun Yg Bisa Mengabulkan Hajad Suatu Qoum Akan Tetapi Hanya Alloh Swt Lah Yg Bisa Mengabulkan ,, Adapun Barang/Minyak Asmak Tsb Hanyalh Sbgai Perantara Belaka ,,
 Wassalam ,,,

Bagi Yg Berminat SEGERA HUB/SMS HP: 089699666692









Sanggar Nur Qolby





Padepokan/Sanggar Seni Meditasi Dzikir, do’a dan pembangkitan inti energi tubuh.Pengaktifan/Penggemblengan Ilmu Supranatural Dengan mengharap ridho serta izin Allah SWT membuka program Pengijazahan dan Pembelajaran Ilmu Ghoib untuk Semua Agama dan Usia. Dibimbing langsung, insyaAlloh bisa langsung dibuktikan,dipraktekan ditempat dan bersifat permanen


Dalam kehidupan sehari-hari, tentunya banyak problematika kehidupan yang kita hadapi, baik dalam bisnis, karier, usaha, pekerjaan maupun keharmonisan keluarga.
Sanggar Nur Qolby dapat memberikan pelayanan konsultasi spiritual yang insya allah dapat memberikan solusi untuk mengatasi berbagai macam problematika tersebut dengan tetap berpijak pada sebuah keyakinan diri sendiri yang dilandasi dengan kepasrahan kepada Allah Swt atau keyakinan yang kita anut dan insya allah akan membawa keberkahan.

“…maka bertanyalah kepada orang-orang yang mempuyai keahlian jika kamu tidak mengetahui. “ (QS. An Nahl : 43 )

“ Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan carilah jalan untuk bertaqorub / mendekat kepada-Nya…” (QS. Al Maidah : 35 )

“Berdo’alah kepada Allah dan yakinlan do’a kalian dikabulkan” (Rasulullah SAW.)

“Randi Gage : Orang yang sukses tidak selalu orang religius, tapi mereka pastilah orang yang sangat spiritual”


*-{ MAJELIS DZIKIR NUR QOLBY }-*
Adalah Padepokan/Sanggar Seni Meditasi Dzikir,Pusat Pengaktifan & Penggemblengan Ilmu Supranatural,Meditasi,Dzikir Dan Do’a Yang Memberi Pelayanan SBB:
1.Pengijazahan Keilmuan Supranatural Dan Pengaktifan Indra Ke 6
2.Konsultasi Problema Hidup
3.Pengobatan Medis Dan Non Medis
4.Pembersihan Energi Negatif
5.Buka Aura Kecantikan Dan Ketampanan
6.Buka Aura Kewibawaan Dan Pengasihan
7.Penetralisiran Energi Negatif Rumah,Tanah , Buang Sengkolo
8.Pembangkitan Energi Pager Diri Dan Harta Benda
9.Pembangkitan Energi Konsentrasi Belajar Dan Kekhusu’an Beribadah

Dll

Alamat : Rejosari Mataram Rt.15/Rw.06 Kec.Seputih Mataram Kab.Lampung Tengah Prop.Lampung 34164 Indonesia

Dewan Guru : Gos Ma'shum Al-Iskhaq Ilyas
          Hp: 089699666692